Analisis perouk semikel pt.dutajayautama terhadap kastamer(perilaku konsumen)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Perkembangan di bidang industry dan perrdagangan yang semakin pesat dan maju akan membawa dampak yang cukup serus untuk di tanggapin oleh pemerintah maupun pengusaha di karnakan sumber daya manusia semakin maju dan bertambahnya supley , maupun lingkungan sekitarnya, di antaranya adalah masalah konsumen terhadap perodusen. Bila tidak diawasi dengan ketat mengenai hal tersebut maka dapat menguntungkan sepihak saja.dengan demikian tentu membuat resa bagi pelanggan seperti perusahaan yang bergerak di bidang semikel untuk mempertahaan kan ekstensinya tentu perusahaan tersebut harus bekerja sama dengan perusahaan lain agar apa yang di ingin kan oleh perusahaan tersebut dapat tercapai dan memenuhi target yang di rencanakan .selain itu perusahaan harus mempunyai terik tersendiri agar bisa mendapatkan kastemer dari perusahaan lain tentunya peroduk yang di buat ini ramah lingkungan biar para pemakai tidak merasa takut dan was-was dalam menggunakan peroduk ini :
Menurut parah ahali ekonomi (1987: 11) ada tiga faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen yaitu: (1) faktor individual konsumen yang meliputi pendidikan dan penghasilan konsumen; (2) pengaruh lingkungan; (3) strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh pemasar dalam usaha memberi informasi dan mempengaruhi konsumen. Variabel ini adalah produk, harga, distribusi dan promosi. Perubahan sosial ekonomi mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli, baik untuk kebutuhan primer maupun sekunder. Perubahan sosial ekonomi meliputi pendapatan dan tingkat pendidikan yang merupakan karakteristik pembeli. Terdapat korelasi langsung antara tingkat pendidikan, pendapatan dan kemampuan membeli seseorang.
1
Pendidikan secara langsung berkaitan dengan kemampuan membeli karena terdapat korelasi yang kuat antara pendidikan dan pendapatan. Pendidikan mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan, konsumen yang pendidikannya tinggi mempunyai pandangan yang berbeda terhadap alternatif merk dan harga dibandingkan dengan konsumen berpendidikan yang lebih rendah. Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian terhadap produk tersebut.
Karakteristik penjual akan mempengaruhi keputusan membeli. Dalam hal ini konsumen akan menilai mengenai penjual, baik mengenai pelayanan, mudahnya memperoleh produk dan sikap ramah dari penjual. Apabila manajer telah memiliki informasi sejauh mana variabel-variabel perilaku tersebut berpengaruh terhadap pembelian, maka manajer dapat memilih bauran pemasaran yang tepat.
Di zaman yang canggi ini persaingan tambah ketat apalagi cara –cara membuat peroduk ,seperti kemasan ,lebel peroduk ,harga ,kualitas barang yang membuat perusahaan siap beradaptasi baik dari luar maupun dari dalam banyak perushaan yang tidak bisa bertahan lamah disebabkan pihak perusahaan kurang menjaga pembeli yaitu konsumen pada hal konsumen paling berpengaruh untuk mempertahaankan perusahaan agar tetap berjalan dan berkembang Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, pentingnya analisis faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan membeli dari suatu produk tertentu. Untuk dapat mengantisipasi pesatnya persaingan yang dihadapi perusahaan air minum mineral agar dapat mempertahankan eksistensinya, maka dipandang perlu diadakan penelitian sejauh mana faktor-faktor perilaku konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian air minum mineral tersebut.Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan, pentingnya analisis faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan membeli dari suatu produk tertentu. Untuk dapat mengantisipasi pesatnya persaingan yang dihadapi perusahaan semikel agar dapat mempertahankan eksistensinya, maka dipandang perlu diadakan penelitian sejauh mana faktor-faktor perilaku konsumen berpengaruh terhadap keputusan pembelian semikel tersebut
2
3
1.2 Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
apa saja factor –factor yang mepengaruhi peroduk semekel terhadap lingkungan perusahaan.Apakah faktor-faktor individual consumer maupu sekelompok perusahaan yang terdiri dari kualitas barang ,jaminan ke amanan dan penghasilan dan faktor-faktor marketing strategies yang terdiri dari harga, kualitas, distribusi dan promosi secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap perilaku konsumen dalam melakukan pembelian terhadap peroduk semikel.
2.Di antara faktor-faktor tersebut di atas, faktor mana yang mempunyai pengaruh dominan dalam pembeliaan terhadap peroduk semikel.
1.3. Batasan Masalah
Ada banyak masalah yang terjadi secara dominan terhadap mata kuliah yang berpengaruh terhadap perilaku konsumendi dalam luang lingkup mata kuliah perilaku konsumen maka penulisan ini hanya mencakup ruang lingkup factor –pactor di dalam perilaku konsumen,dalam pembuatan peroduk semikel
1.4. Uraian Teoritis
1.4.1. Pemasaran
1.4.1.1. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantudalam menciptakan nilai ekonomi. Nilai ekonomi itu sendiri menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi.
1.4.1.2. Manajemen Pemasaran
Penanganan proses pertukaran memerlukan waktu dan keahlian yang banyak. Manajemen pemasaran akan terjadi apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari
4
pertukaran potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang diinginkannya. Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan : Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi (Kotler, 1997).
1.4.1.3. Konsep Pemasaran
Suatu perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus efi menjalankan konsep pemasaran agar keuntungan yang diharapkan dapat terealisasi dengan baik. Ini menandakan bahwa kegiatan pemasaran dalam perusahaan harus dikoordinasi dan dikelola dengan cara yang labih baik. Falsafah konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Kegiatan perusahaan yang berdasar pada konseop pemasaran ini harus diarahkan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Secara definitive dapat dikatakan bahwa konsep pemasaran adalah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan social bagi kelangsungan hisup perusahaan (Swasta, 1996). Konsep pemasaran juga menyatakan bahwa kunci untuk meraih tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada para pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan pasar sasaran (Kotler, 1997). Konsep pemasaran ini bersandar pada empat pilar, yaitu : pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu dan profitabilitas.
1.4.1.4. Segmentasi Pemasaran
Pasar terdiri atas pembeli dan pembeli berbeda dalam banyak hal. Pasar dapat dibedakan atau disegmentasikan dalam berbagai cara. Pasar bisa diartikan sebagai orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakannya. Adapun istilah segmentasi pasar dapat didefinisikan sebagai berikut :Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen dari suatu produk ke dalam satuan-satuan pasar (segmen pasar) yang bersifat homogen (Swasta, 1996). Segmentasi pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada konsumen. Falsafah ini menunjukan usaha untuk meningkatkan ketepatan penetapan sasaran dari suatu perusahaan. Segmen pasar ini dapat dibentuk dengan banyak cara. Dengan mengacu pada demografi atau gaya
5
hidup, segmentasi pasar dapat dilakukan. Ada beberapa pola berbeda yang akan muncul dalam melakukan segmenatasi pasar ini, yaitu : preferesi homogen, preferensi yang tersebar dan preferensi terkelompok (Kotler, 1997).
Dengan menyatukan program pemasaran yang ditujukan kepada segmen-segmen pasar yang dituju, manajemen dapat melaksanakan pemasaran dengan lebih baik dan dapat menggunakan sumberdaya pemasaran secara efisien. Segmentasi pasar dapat membantu manajemen dalam hal menyalurkan uang dan usaha ke pasar potensial yang paling menguntungkan, merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar, menentukan cara-cara promosi yang paling efektif, memilih media mengatur waktu yang sebaik-baiknya.
1.4.2. Perilaku Konsumen
1.4.2.1. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen memiliki kepentingan khusus bagi orang yang dengan berbagai alasan berhasrat untuk mempengaruhi atau mengubah perilaku tersebut, termasuk orang yang kepentingan utamanya adalah pemasaran. Tidak mengherankan jika studi tentang perilaku konsumen ini memiliki akar utama dalam bidang ekonomi dan terlebih lagi dalam pemasaran. Dengan demikian, perilaku konsumen menurut Engel (1994) adalah sebagai berikut : Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini.
1.4.2.2. Model Perilaku Konsumen
Perkembangan teori tentang sikap sudah sangat maju. Sikap juga dapat digambarkan dalam bentuk model. Model tradisional menggambarkan pengaruh informasi dari lingkungan luar pribadi seseorang, di mana informasi tersebut akan diolah dengan menggunakan elemen internal dari seseorang, untuk menghasilkan sikap terhadap objek. Model analisis konsumen menyebutkan bahwa sikap terdiri dari komponen perasaan (affect) dan kognitif, perilaku, serta lingkungan. Model tiga komponen dan model ABC menyatakan bahwa sikap konsumen dibentuk oleh faktor kognitif, afektif, dan konatif (perilaku atau kecenderungan untuk berperilaku). Teori kongruitas menggambarkan pengaruh antara dua jenis objek, di mana kekuatan satu sama lain
6
dapat saling mempengaruhi persepsi konsumen. Dan model terakhir adalah model Fishbein yang merupakan kombinasi dari kepercayaan objek terkait dengan atribut dan intensitas dari kepercayaan tersebut. Model Fishbein ini kemudian dimodifikasi dengan menambahkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku dan norma subjektif.
1.4.3. Keputusan Pembelian
1.4.3.1. Pengertian Keputusan Pembelian
Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau merek. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungan yang lain. Rangsangan tersebut kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian.
pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek, dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut.
Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan pemasaran atau tidak.
1.4.3.2. Peranan Pembelian
Menurut Engel (2000:33) beberapa peran dalam keputusan membeli:
1.Pemrakarsa, Orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan membeli produk atau jasa tertentu. Sebagai motivator untuk pengambilan keputusan.
7
2.Pemberi Pengaruh, Orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan membeli. Sehingga konsumen merasa yakin keputusan apa yang akan diambil untuk diri konsumen tersebut dan melalui dari beberapa alternatif.
3.Pengambil Keputusan, Orang yang akhirnya membuat keputusan membeli atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya atau di mana membeli.
4.Pembeli, Orang yang benar-benar melakukan pembelian. Setelah melalui beberapa alternatif baik dari pemrakarsa , pengaruh, dan mengambil keputusan.
5.Pengguna, Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa. Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka mainkan membantu pemasar untuk menyesuaikan program pemasaran.
1.4.3.3. Tahap-Tahap dalam Proses Pengambilan Keputusan PembelianSebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1.Pengenalan Masalah, Konsumen akan membeli suatu produk sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2.Pencarian Informasi, Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3.Mengevaluasi Alternatif, Setelah konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang dihadapinya.
4.Keputusan Pembelian, Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
8
5.Evaluasi pasca pembelian, merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan permintaan konsumen di masa depan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian dalam perukuk semikel
Analisis hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa variabel-variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumen. Ini bisa dilihat dari nilai Fh (34,677) lebih besar dari Ft (= 2,14). Hubungan antara variabel-variabel bebas terhadap variabel tergantung menunjukkan hubungan yang erat (72,03%). Koefisien determinasi berganda sebesar 51,88% menunjukkan bahwa perilaku konsumen dijelaskan oleh pendidikan, penghasilan, harga, kualitas, distribusi dan promosi sebesar 51,88%. Sedangkan 48,12% ditentukan oleh variabel diluar model. Tingginya pengaruh di luar model karena benyaknya sebab faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen (pembelian ulang) yaitu: (a) faktor sosial, budaya; (b) Faktor
referensi (misal keluarga, teman); (c) Faktor psikologis, (motivasi, sikap, kebudayaan, persepsi); (d) Kepuasan di masa lalu.
2.Pengaruh masing-masing faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen air minum Mineral
1. Pengaruh pendidikan (X1) terhadap perilaku konsumen
Menurut hasil perhitungan statistik, ternyata bahwa faktor pendidikan mempunyai hubungan positif atau searah, hal ini berarti bila pendidikan ditingkatkan, maka
9
perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral juga meningkat. Berdasarkan pengolahan data dihasilkan th = 3,464 lebih besardari tt = 1,960. Ini berarti pendidikan mempunyai pengaruh yang signifikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka pengetahuan terhadap kesehatan semakin tinggi, sehingga mereka cenderung untuk lebih selektif dalam memilih air minum yang bebas kuman. Hal inilah mengakibatkan pola pembelian ulang memiliki arah yang positif terhadap pembelian .
2.Pengaruh penghasilan (X2) terhadap perilaku konsumen
Koefisian regresi variabel penghasilan menunjukkan angka positif berarti memiliki hubungan positif atau searah dengan perilaku konsumen (Y). Artinya bila total penghasilan responden meningkat maka perilaku konsumen terhadap pembelian air minum mineral juga meningkat. Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan th = 3,642 lebih besar dari tt =(1,960) artinya mempunyai pengaruh yang signifikan. Semakin tinggi tingkat penghasilan, akan cenderung untuk membeli air minum mineral kembali, karena daya beli yang dimiliki cukup tinggi.
3.Pengaruh harga (X3) terhadap perilaku konsumen
Koefisien regresi variabel harga menunjukkan angka positif, berarti bila harga air minum mineral menurun, maka perilaku konsumen (pembelian ulang) terhadap pembelian air minum mineral akan meningkat. Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan th = -5,167 < tt = (-1,960), mempunyai pengaruh yang signifikan. Tingkat persaingan yang tinggi antara perusahaan-perusahaan yang memproduksi air minum mineral dalam galon (Aqua, Club, Ades, dan lainlain) membuat konsumen sensitif terhadap harga (perbedaan harga jual air minum mineral sangat tipis), sehingga bila harga dinaikkan, maka konsumen cenderung untuk berpindah ke merk lain, artinya bila harga meningkat pembelian ulang menurun.
4. Pengaruh kualitas (X4) terhadap perilaku konsumen
Koefisien regresi dari variabel kualitas menunjukkan angka yang bertanda positif ini berarti, bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah searah, artinya bila kualitas ditingkatkan, maka perilaku konsumen untuk melakukan pembelian air minum
10
mineral juga akan meningkat. Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan th = 2,328 lebih besar dari tt (=1,960), mempunyai
pengaruh yang signifikan. Air minum merupakan kebutuhan pokok, sehingga kualitas air minum mineral sangat dipertimbangkan oleh konsumen. Konsumen mempertimbangkan masalah kualitas, karena kualitas air PDAM Surabaya rendah. Oleh karena air merupakan kebutuhan pokok dan sangat berhubungan dengan kesehatan manusia, maka kualitas air minum mineral sangat mempengaruhi keputusan konsumen.
5.Pengaruh distribusi (X5) terhadap perilaku konsumen
Koefisian regresi dari variabel distribusi sebesar 0,8037. Dengan angka yang bertanda positif ini, berarti bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah searah, artinya bila distribusi ditingkatkan, dalam arti perusahaan berusaha untuk memudahkan konsumen agar air minum mineral dapat dibeli di mana saja konsumen berada.
Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan th = 1,992 > tt = 1,960, memberikan pengaruh yang signifikan. Semakin baik distribusi (semakin tersedia air minum mineral di mana-mana), maka kemudahan untuk mendapatkannya semakin tinggi. Hal ini mempengaruhi pembelian air minum tersebut. Tingginya persaingan yang ada telah membuat perusahaan yang memproduksi air minum mineral berusaha untuk menyediakan produknya sedekat mungkin dengan konsumen, sehingga bila suatu merk air minum mineral tidak tersedia (sulit mendapatkan) maka konsumen dengan mudah bisa berpindah ke merk lain.
6.Pengaruh promosi (X6) terhadap perilaku konsumen
Koefisian regresi dari variabel promosi menunjukkan angka yang bertanda positif, ini berarti bahwa hubungan kedua variabel tersebut adalah searah, artinya bila promosi yang dilakukan oleh perusahaan ditingkatkan, maka perilaku konsumen untuk melakukan pembelian air minum mineral juga meningkat.
Berdasarkan pengolahan data, dihasilkan th = 2,062 > tt = 1,960, memberikan pengaruh yang signifikan. Promosi dapat menciptakan kesadaran konsumen terhadap suatu produk. Promosi yang baik (menyampaikan keunggulan produk) akan
11
meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut. Hal ini mempengaruhi pembelian ulang konsumen.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Dari pengolahan dan analisis data, pengujian hipotesis, analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1dari penelitian/pengamatan di atas dapat di simpulkan bahawa setiap hipotesis pertama dapat di terima ketika pembelian peroduk semikel dapat di terima di linggkungan perusahaan melalui kualitas peroduk ,keamaman peroduk terhatap pemakaian sihinggah dapat saling menguntungkan kedua pihak antara perusahaan semikel dan castemer dan perhitungan ini di tunjukan oleh fhitung =40,667 lebih tinggi dari ftabel =4,55dengan korelesi keopesien determinasi ganda (R sqared) sebesar 0.789 dapat di pastikan bahawa peroduk semikel dapat di terima di kalangan perusahaan.
3.2. Saran
Berdasarkan pada kesimpulan-kesimpulan yang diambil, maka selanjutnya dapat diusulkan beberapa saran yang mungkin dapat dilakukan dan bermanfaat bagi peroduk semikel . Adapun saran yang diusulkan adalah sebagai berikut :
1.Dengan diketahuinya faktor harga mempunyai pengaruh yang dominan terhadap perilaku konsumen dalam pembelian peruduk semikel yang diperoduksi oleh PT.dutajayautama, maka hal ini mencerminkan bahwa faktor harga merupakan faktor yang sangat menentukan dalam peruduk semikel. Bertitik tolak dari dari hasil tersebut, pengusaha hendaknya dalam menaikkan harga, harus sangat dipertimbangkan akibatnya, karena adanya persaingan ketat antara pengusahapengusaha peruduk semikel.
2.Penghasilan merupakan faktor yang berpengaruh signifikan kedua. Setelah harga. Berdasarkan hal ini, pengusaha hendaknya memproduksi peruduk semikel sesuai dengan penghasilan masyarakat, sehingga masyarakat dapat membelinya.
12
3.Pendidikan juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Distributor hendaknya memperhatikan pendidikan konsumennya, karena semakin berpendidikan seseorang, maka pengetahuan tentang kesehatan dalam memilih peruduk semikel semakin tinggi.
4.Kualitas kualitas peroduk semikel merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Berdasarkan hal ini, pengusaha harus selalu meningkatkan kualitas peruduk semikel nya.
5.Promosi juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Bertitik tolak hasil ini, pengusaha harus melakukan promosi dengan menggunakan media yang luas seperti Surat kabar, Televisi, maupun media-media cetak lainnya, sehingga peruduk semikel bukan hanya dikenal oleh masyarakat diindonesia, tetapi juga dikenal oleh perusahaan dalam negerimaupun dari luar negeri.
6. Distribusi merupakan faktor yang berpengaruh signifikan. Dalam hal ini, pengusaha sebaiknya menambah saluran-saluran distribusi dan meningkatkan pelayanan yang lebih memuaskan konsumen, karena sekarang kontribusi distribusi sangat kecil yaitu 2,16% terhadap perilaku konsumen dalam pembelian air minum mineral.
7.Sehubungan studi kasus ini hanya memperhatikan enam faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam pembelian peruduk semikel, maka sangat perlu dilaksanakan penelitian lebih lanjut untuk melibatkan lebih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pembelian peruduk semikel, sehingga dapat diketahui efektivitas faktor-faktor tersebut terhadap perilaku konsumen.
Daftar Pustaka
Dari pengamatan langsung ke perusahaan dutajaya utama (www.dutajayautama.com)
Mangkunegara, AA. Anwar Prabu, 1988. Perilaku Konsumen, ,.
Winardi, 1991. Marketing dan Perilaku Konsumen, Penerbit CV Mandar Maju Bandung.